Reviewbunda.com – Banyak wanita lebih memilih melahirkan secara alami melalui vagina dibandingkan dengan prosedur lain. Mungkin kamu juga termasuk salah satu dari mereka yang ingin menjalani proses kelahiran normal. Namun, tidak ada salahnya jika kamu mengetahui lebih banyak tentang operasi caesar. Informasi ini akan menambah pengetahuanmu dan memberikan rasa percaya diri jika suatu saat diperlukan.

Daftar Isi
Apa itu Operasi Caesar?
Melansir The Bump, operasi caesar merupakan prosedur pembedahan untuk melahirkan bayi melalui sayatan di perut dan rahim ibu. Operasi ini termasuk kategori operasi besar yang berisiko menimbulkan komplikasi bagi ibu dan bayi. Namun, jika kondisi kesehatan ibu atau bayi tidak memungkinkan kelahiran normal, operasi caesar bisa menjadi pilihan terbaik untuk keselamatan keduanya.
Asal-usul istilah “operasi caesar” masih menjadi perdebatan. Beberapa cerita rakyat dari Tiongkok, India, hingga Eropa menyebutkan prosedur ini. Budaya pop menghubungkannya dengan Julius Caesar, yang konon lahir melalui prosedur ini. Namun, sumber sejarah menunjukkan bahwa ibu Julius Caesar tetap hidup setelah melahirkan, sehingga cerita ini kemungkinan hanya mitos.
Menurut Perpustakaan Kedokteran Nasional AS, nama “caesar” mungkin berasal dari hukum Romawi kuno yang mewajibkan pembedahan untuk menyelamatkan bayi jika kelahiran normal tidak memungkinkan. Kini, operasi caesar dilakukan untuk berbagai alasan medis demi memastikan ibu dan bayi keluar dari ruang operasi dalam kondisi sehat.
Bahkan, wanita yang baru pertama kali hamil boleh meminta operasi caesar. Biasanya, ketakutan terhadap rasa sakit saat melahirkan atau kekhawatiran tentang inkontinensia menjadi alasan mereka memilih prosedur ini. Namun, dokter biasanya akan berdiskusi lebih lanjut untuk menentukan apakah operasi caesar benar-benar diperlukan.
Tidak ada batasan pasti tentang berapa kali seorang wanita boleh menjalani operasi caesar. Meski begitu, risiko komplikasi medis meningkat seiring dengan jumlah operasi yang dilakukan. Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), risiko ini termasuk masalah kesehatan ibu dan kehamilan di masa depan.
Jika kamu mempertimbangkan operasi caesar, penting untuk berdiskusi dengan dokter. Diskusi ini akan membantu menentukan rencana kelahiran terbaik berdasarkan kondisi spesifikmu. Jangan ragu mengungkapkan kekhawatiran atau keinginanmu selama konsultasi.
Apakah Operasi Caesar Menyakitkan?
Saat prosedur berlangsung, kamu tidak akan merasakan sakit karena efek anestesi. Namun, kamu mungkin merasakan tekanan atau tarikan saat dokter membantu bayi keluar. Setelahnya, beberapa efek samping seperti menggigil atau merasa dingin akibat obat bius bisa muncul. Sensasi ini wajar dan akan segera reda setelah operasi selesai.
Alasan Dilakukannya Operasi Caesar
Ada berbagai alasan mengapa operasi caesar menjadi pilihan. Selain alasan pribadi, Johns Hopkins Medicine menyebutkan beberapa faktor medis seperti posisi bayi yang tidak normal, ukuran bayi terlalu besar, atau masalah detak jantung janin. Masalah kesehatan ibu seperti tekanan darah tinggi, diabetes, atau infeksi aktif juga bisa menjadi pertimbangan.
Prosedur Operasi Caesar
Durasi operasi caesar bervariasi, biasanya sekitar 45 menit hingga satu jam jika tidak ada komplikasi. Prosedur dimulai dengan persiapan, seperti pemasangan infus, pemberian anestesi, dan pemasangan tirai untuk menjaga privasi. Setelah semuanya siap, dokter akan membuat sayatan pada perut dan rahim.
Sayatan yang dibuat umumnya horizontal, tetapi bisa juga vertikal tergantung situasi medis. Setelahnya, bayi akan dikeluarkan dengan hati-hati, diikuti oleh pemotongan tali pusar dan pemeriksaan plasenta. Tim medis kemudian memastikan bayi dalam kondisi baik sebelum menyerahkannya kepada ibu.
Tahap akhir adalah menjahit kembali sayatan. Rahim dijahit menggunakan benang yang bisa larut, sedangkan kulit perut bisa dijahit atau menggunakan staples. Penelitian menunjukkan bahwa jahitan lebih efektif mengurangi risiko infeksi dibandingkan staples.
Setelah operasi selesai, tim medis akan memantau kondisi vitalmu sebelum memindahkanmu ke ruang pemulihan. Di sana, kamu akan kembali bertemu bayi untuk memulai kontak kulit atau menyusui. Proses ini membantu mempercepat pemulihan emosional sekaligus mempererat ikatan dengan si kecil.