Reviewbunda.com – Saat musim panas, dehidrasi pada anak adalah kondisi yang rawan terjadi. Si kecil bisa banyak kehilangan cairan karena kelebihan keringat atau masalah lain misalnya diare. Sayangnya, belum semua orang tua tahu bahaya jika anak mengalami dehidrasi. Meski terlihat sepele, nyatanya dehidrasi bisa jadi berbahaya lho.
Daftar Isi
Apa Itu Dehidrasi?
Melansir Momjunction, dehidrasi adalah keadaan tubuh saat kehilangan banyak cairan, namun tidak diimbangi dengan air yang masuk. Kondisi ini akhirnya membuat metabolisme tubuh menjadi terganggu. Bisa dibilang, anak-anak sangat rentang terhadap dehidrasi, karena penyimpanan cairan mereka di tubuh lebih sedikit.
Penyebab Dehidrasi pada Anak
Anak rawan terkena dehidrasi karena beberapa sebab di antaranya ialah sebagai berikut:
- Diare: Muntah bisa jadi penyebab seorang anak mengalami dehidrasi. Hal ini karena tinja menjadi encer karena infeksi virus, bakteri, atau alergi makanan, sehingga cairan dalam tubuh pun secara cepat hilang.
- Demam : Suhu tubuh yang tinggi saat si kecil demam akhirnya membuat cairan dalam tubuh hilang dengan cepat melalui keringat.
- Muntah : Muntah juga bisa jadi penyebab seorang anak mengalami dehidrasi. Sebab, cadangan cairan dalam tubuh habis seperti saat anak mengalami diare.
- Cuaca yang Panas : Cuaca panas dan kelembapan tinggi juga bisa menjadi penyebab anak dehidrasi. Sebab, anak akan memproduksi keringat secara berlebihan sehingga rawan terjadi dehidrasi. Belum lagi kalau anak banyak bermain di luar ruangan, tentu cairan dalam tubuhnya pun bisa berkurang drastis jika tidak diimbangi dengan minum yang banyak.
Tanda-Tanda Dehidrasi pada Anak
Sebagai orang tua, kamu wajib melihat tanda-tanda anak mengalami dehidrasi, sehingga bisa melakukan pencegahan. Adapun gejala atau tanda dehidrasi pada anak meliputi:
- Coba lihat mulut si kecil, karena tanda pertama anak dehidrasi adalah mulutnya menjadi kering. Bibir anak juga terlihat lengket, bahkan dalam kasus yang parah bisa mengelupas.
- Tanda kedua yang bisa jadi perhatian adalah anak tidak buang air kecil selama enam hingga delapan jam. Kemudian saat buang air kecil, urine berwarna gelap dan biasanya pekat karena tidak terhidrasi.
- Saat anak menangis, air matanya tiba-tiba juga lebih sedikit dari biasanya.
- Coba cermati mata anak, jika dia dehidrasi biasanya matanya tampak cekung ke rongganya.
- Tingkat konsentrasi anak juga menurun dan cenderung tantrum jika diakan melakukan sesuatu.
Cara Mengatasi Dehidrasi
Ada banyak cara mengatasi atau menangani dehidrasi pada anak. Hal ini tergantung pada tingkat dehidrasi si kecil. Kamu bisa memberikan anak banyak air. Namun berikan sedikit demi sedikit secara teratur. Jika anak masih minum ASI, usahakan untuk terus memberikan ASI pada si kecil.
Bisa juga memberikan makanan yang mengandung banyak air, seperti buah-buahan tinggi air. Kamu bisa memberinya semangka, melon, atau pisang. Kemudian bisa juga memberinya makanan lain seperti bubur yang encer, atau sayur dengan kaldu.
Namun, jika dehidrasi sudah parah, anak harus segera dibawa ke dokter atau IGD untuk mendapatkan penanganan medis. Bawa anak ke dokter jika menunjukkan tanda-tanda seperti muntah dan atau diare berulang, mengantuk atau setengah pingsan, tidak bisa menelan cairan apapun, dan buang air kecil hanya sekali atau dua kali dalam 24 jam.
Itu dia beberapa penjelasan soal dehidrasi pada anak, mulai dari apa itu dehidrasi, penyebab, gejala, hingga cara mengatasinya. Awas, jangan abaikan tanda-tanda yang muncul ada anak saat alami dehidrasi ya, karena jika sudah parah bisa berbahaya.