Cara Menangani Diare pada Anak Sesuai Gejalanya

Ibu & anak135 Views

Reviewbunda.com – Diare pada anak menjadi suatu permasalahan yang harus segera ditangani. Anak yang diare akan mengalami buang air besar encer, berair, dan menjadi lebih sering dari biasanya. Diare sendiri sebuah penyakit yang cukup umum pada anak-anak. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh virus atau bakteri. Sehingga dalam beberapa kondisi anak juga akan mengalami demam dan muntah.

diare pada anak
Diare pada anak/Freepik

Cara Mengatasi Diare pada Anak

Pola makan, hingga bakteri atau parasit yang menyerang pencernaan menjadi beberapa dari penyebab utama diare. Cara mengatasinya tentu berbeda-beda tergantung gejala yang terjadi di tubuh anak. Berikut ini cara menangani diare sesuai dengan gejala yang muncul melansir WebMD:

1. Diare Ringan Tanpa Muntah

Diare pada anak tergolong ringan jika terjadi tanpa muntah. Kondisi ini bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari. Jika anak Anda mengalami diare tanpa muntah, mereka tak perlu mengubah pola makannya. Konsumsi susu baik formula, sapi, atau ASI masih diperbolehkan. Namun jika tidak mengetahui penyebab utamanya bisa dibawa ke dokter agar lebih jelas.

2. Diare Ringan Disertai Muntah

Jika anak Anda mengalami diare ringan namun disertai muntah, maka sebaiknya segera hentikan pola makan mereka yang biasanya. Ditakutkan ada beberapa makanan yang tidak sesuai dengan kondisi tubuh si kecil. Anak juga harus meminum larutan elektrolit dalam jumlah kecil ketika mengalami kondisi ini. Larutan tersebut bisa diminum hingga kondisi muntah-muntah berhenti.

Jika muntah sudah berkurang, maka kembalikan pola makan anak Anda seperti pada awal secara perlahan. Pastikan tidak ada makanan yang membuat pencernaan anak terganggu. Dalam beberapa kasus, susu sapi biasanya tidak boleh dikonsumsi sementara waktu jika anak mengalami diare dan muntah. Namun untuk ASI masih diperbolehkan.

Baca juga :   Pijat Untuk Speech Delay

3. Diare pada Anak yang Parah

Diare tergolong parah jika sang anak mengalami buang air besar encer setiap satu hingga dua jam atau bahkan lebih sering lagi. Dalam kondisi ini, si kecil rawan mengalami dehidrasi. Orang tua bisa fokus memberikan minum untuk mengganti cairan yang hilang. Tidak masalah jika nafsu makan hilang sementara selama cairan dalam tubuh bisa tergantikan dengan air.

Namun jangan berikan air yang tinggi gula, tinggi garam, atau rendah garam pada anak dalam kondisi ini. Teh sangat tidak disarankan dikonsumsi anak yang mengalami diare parah. Orang tua bisa langsung membawa si kecil ke dokter untuk diberikan penanganan yang tepat.

Waspada Dehidrasi karena Diare pada Anak

Diare yang disertai muntah menyebabkan anak mengalami dehidrasi karena kehilangan cairan di dalam tubuhnya. Hal ini terjadi biasanya karena ada infeksi virus yang menyebabkan demam dan muntah.

Segera hubungi dokter jika anak Anda mengalami demam hingga 48 jam, kotoran berdarah, muntah yang berlangsung lebih dari 24 jam, Muntah berwarna hijau, perut terlihat bengkak, atau sakit perut yang parah. Memang tidak semua kondisi diare pada anak harus diatasi dengan elektrolit.

Diketahui larutan elektrolit merupakan cairan yang dirancang untuk menggantikan air dan garam yang hilang selama diare. Jangan sampai anak minum soda, jus, susu rebus yang memiliki kandungan gula atau garam di luar biasa agar kondisinya tidak bertambah parah.

Selain larutan elektrolit, anak bisa melakukan puasa sejenak saat mengalami diare. Orang tua bisa mengurangi asupan makanan padat jika si kecil masih muntah-muntah. Fokus berikan cairan untuk mereka agar tidak lemas.

Obat anti diare boleh diberikan kepada anak selama usianya tidak di bawah dua tahun. Obat-obatan untuk penanganan diare biasanya dijual bebas di pasaran. Namun lebih baik berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk menemukan obat yang lebih tepat sesuai dengan kondisinya.

Baca juga :   10 Rekomendasi Merk Susu Ibu Hamil Terbaik dan Harganya