Apa Saja Bahaya Handphone bagi Anak?

Reviewbunda – Penggunaan gadget pada anak yang semakin meningkat membuat orang tua juga harus waspada terhadap bahaya handphone bagi anak, mengingat handphone atau smartphone ini merupakan teknologi gadget yang paling banyak digunakan oleh mereka. Perkembangan teknologi yang semakin pesat ini membuat semua kalangan usia, tidak terkecuali anak-anak, membutuhkan penggunaan ponsel. Meski alasan penggunaannya berbeda dengan orang dewasa, namun penggunaan ponsel yang berlebihan bagi siapapun pastinya bisa menyebabkan berbagai masalah atau gangguan kesehatan.

Salah seorang psikolog anak dari RS Awal Bros Batam, Maryana, M.Psi., pernah menyatakan bahwa penggunaan gadget memang bisa bermanfaat untuk perkembangan anak di beberapa aspek, namun tetap saja, penggunaannya tidak boleh sampai berlebihan. Beliau menambahkan bahwa jangan sampai anak sampai menjadi ‘screen addict’. Sesuai dengan namanya, yang dimaksud screen addict di sini adalah kecanduan dalam melihat layar, baik layar ponsel, tablet, laptop, televisi, ataupun yang lainnya. Terlalu sering menonton animasi atau bermain game juga bisa menyebabkan anak kurang memiliki rasa empati dan simpati terhadap lingkungan di sekitarnya.

Selain beberapa hal yang telah disebutkan tadi, masih ada beberapa bahaya lain yang disebabkan karena penggunaan smartphone pada anak. Adapun beberapa bahaya tersebut bagi kesehatan anak, yaitu sebagai berikut.

Bahaya Handphone bagi Anak

Bisa menyebabkan gangguan tidur

Menurut sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Boston College pada 2012, 75% anak berusia sembilan dan 10 tahun mengalami kesulitan tidur karena penggunaan smartphone yang berlebihan tanpa pengawasan. Penggunaan berlebihan ini membuat anak menjadi begadang, entah itu bermain game, mengobrol dengan temannya, atau bahkan sekedar mengakses media sosial.

Baca juga :   6 Rekomendasi Merk Alat Cek Gula Darah Terbaik Pilih Alat yang Akurat dan Mudah Digunakan

Apabila penggunaan berlebihan ini terus berlanjut, kesehatan fisik anak pastinya juga akan terganggu. Anak bisa menjadi mudah lelah atau merasa lelah sepanjang hari, mudah lupa, dan sulit belajar atau mempengaruhi kinerja akademik anak karena otak dan tubuh kurang mendapat istirahat yang baik di malam hari. Tidak hanya masalah fisik, dampak negatif lainnya juga bisa berupa masalah kesehatan mental atau psikis anak, seperti kecemasan atau yang paling parah bisa menyebabkan depresi.

Bisa menyebabkan gangguan perilaku

Sebuah penelitian yang dilakukan di Jepang yang melibatkan lebih dari 1.600 anak sekolah dasar mencoba menemukan hubungan antara penggunaan smartphone dengan perkembangan perilaku anak. Hasilnya menunjukkan bahwa penggunaan gadget yang terlalu sering ternyata berkaitan dengan masalah perilaku anak di masa kanak-kanak.

Gangguan perilaku yang bisa menjadi contoh adalah sikap agresif dan mudah marah pada anak. Tidak sedikit anak yang akan mudah marah atau emosinya menjadi cukup sensitif jika kemauannya akan bermain gadget ini tidak dituruti oleh orang tua. Jika masalah ini tetap dibiarkan, perilaku buruk ini bisa terus terbawa oleh anak sampai dewasa yang pastinya juga akan berdampak pada tumbuh kembang anak terutama dengan lingkungan di sekitarnya.

Bukan hanya radiasi yang bisa berakibat buruk pada anak, penggunaan smartphone yang tidak dibatasi ini juga bisa membuat anak rentan terhadap konten negatif seperti pornografi. Oleh karena itu, orang tua harus bisa membatasi waktu penggunaan smartphone pada anak dan menyaring konten yang sesuai untuk dikonsumsi sang buah hati.

Kecanduan atau ketergantung terhadap gadget

Bahaya penggunaan smartphone berikutnya adalah terciptanya rasa ketergantungan pada perangkat tersebut. Saat anak-anak menggunakan ponsel terlalu lama atau terlalu sering, perasaan ketergantungan ini bisa datang kapan saja dan mereka akan merasa tidak bisa lepas darinya. Jika hal ini dibiarkan, perkembangan fisik dan motorik anak bisa terhambat. Lebih parahnya lagi, karena terlalu sering menggunakan ponsel dan tidak pernah bertemu orang lain, anak-anak bisa saja takut untuk bertatap muka dengan orang di sekitarnya.

Baca juga :   Manfaat Bersihkan Karang Gigi

Terjadinya gangguan mental

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Bristol University pada2010 menunjukkan bahwa penggunaan gadget berlebihan pada anak bisa meningkatkan risiko represi, gangguan kecemasan, kurangnya perhatian, maupun berbagai gangguang psikis lainnya. Dampak negatif ini biasanya disebabkan oleh interaksi mereka dengan orang-orang di sekitar lewat media sosial. Interaksi media sosial inilah yang berpotensi akan terjadinya cyberbullying dan pedofilia yang bisa berdampak pada kesehatan mental anak.

Oleh karena itu, para orang tua harus bisa menjelaskan dengan baik kepada anak mengenai dampak-dampak buruk yang bisa mengintai anak-anak agar baik orang tua dan anak sebagai pengguna bisa menghindarinya. Orang tua juga bisa mengaktifkan fitur parenting control agar tetap bisa memantau penggunaan gadget pada nak-anak.

Bisa mengganggu tumbuh kembang otak

Perkembangan otak akan berkembang sangat pesat pada saat anak-anak berada pada usia dini, dan perkembangan ini terus berlanjut hingga usia kurang lebih 21 tahun. Perkembangan ini juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Apabila penggunaan smartphone pada anak berlebihan, maka dampak negatif seperti keterbelakangan kognitif, tantrum, hingga penurunan kemandirian anak bisa saja terjadi. Hal ini disebabkan oleh gelombang dan radiasi elektromagnetik dari gadget yang bisa mengganggu aktivitas perkembangan otak anak.

Guna mencegah berbagai bahaya handphone bagi anak, baik gangguan fisik maupun mental, orang tua bisa mencegahnya dengan membatasi penggunaan gadget itu sendiri pada anak. Orang tua harus bisa menjelaskan kepada sang buah hati bahwa penggunaannya yang berlebihan bisa menyebabkan banyak dampak negatif yang akan merugikan anak itu sendiri. Selain menjelaskan pada anak, orang tua juga bisa melakukan tindakan preventif dengan cara mengawasi penggunaan gadget pada anak agar konten yang dikonsumsi oleh sang buah hati adalah konten yang sesuai dengan usia mereka.

Baca juga :   5 Penyakit Kulit pada Bayi dan Cara Mengatasinya